Tuesday, January 26, 2016

Kerajaan-kerajaan Islam Di Indonesia

KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

1.      Kerajaan Samudera Pasai
a.       Letak Kerajaan
Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan pertama di Indonesia yang menganut agama islam. Secara greogafis, kerajaan Samudera Pasai terletak di daerah  pantai timur pulau Sumadera bagian utara yang berdekatan dengan jalur pelayaran perdagangan internasional pada masa itu, yakni selat Malaka.
Dengan posisi yang sangat strategis ini, Kerajaan Samudera Pasai berkembang menjadi kerajaan islam yang cukup kuat pada masa itu. Perkembangan ini juga didukung dengan hasil bumi dari Kerajaan Samudera Pasai seperti lada. Dipihak lain, Bandar-bandar dari kerajaan Samudera Pasai juga juga dijadikan sebagai Bandar penghubung antara para pedagang Islam yang datang dari arah barat dengan para pedagang Islam dari arah timur.
Keadaan seperti inilah yang mengakibatkan Kerajaan Samudera Pasai mengalami perkembangan yang cukup pesat pada masa itu, baik dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya
b.      Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Samudera Pasai tidak dapat diketahui dengan pasti. Akan tetapi para ahli berhasil menemukan bukti tentang perkembangan kekuasaan Kerajaan Samudera Pasai. Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Samudera Pasai antara lain:
Nazimudin al-Kamil
Pendiri Kerajaan Samudera Pasai adalah Nazimudin al-Kamil seorang laksamana laut dari Mesir. Ia mendapat tugas merebut pelabuhan Kambayat di Gujarat yang dijadikan tempat pemasaran barang-barang perdagangan dari Timur. Nazimudin al-Kamil juga mendirikan satu kerajaan di Pulau Sumatera bagian utara. Tujuan utamanya adalah untuk dapat mengusai hasil perdagangan rempah-rempah dan lada.
Nazimudin al-Kamil meletakkan dasar-dasar pemerintahan kerajaan Samudera Pasai dengan berlandaskan hokum-hukum ajaran islam. Dibawah pemerintahannya, kerajaan Samudera Pasai mengalami perkambangan yang cukup pesat, walaupun secara politis Kerajaan Samudera Pasai berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit
Sultan Malikul Saleh
Setelah berhasil Dinasti Fatimah di mesir, Dinasti Mamaluk ingin merebut Samudera Pasai agar dapat menguasai pasaran lada di wilayah timur. Dinasti Mamaluk mengirim Syekh Ismail yang bersekutu dengan Marah Silu. Mereka berhasil merebut Kerajaan Samudera Pasai, dan Marah Silu diangkat sebagai rajanya dengan gelar Sultan Malikul Saleh.
Perkawinan Sultan Malikul Saleh dengan Putri Ganggang Sari memperkuat kedudukannya di daerah pantai Timur Aceh, sehingga Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan di selat Malaka.
Sultan Malikul Thahir
Setelah Sultan Malikul Saleh wafat, tahta kerajaan beralih pada putranyan yang bergelar Sultan Malikul Thahir. Pada masa kekuasannya terjadi peristiwa penting di Kerajaan Samudera Pasai saat Putra Sultan Malikul Saleh yang bernama Abdullah memisahkan diri ke daerah Aru dan bergelar Sultan Malikul Mansur. Ia kembali kepada aliran yang semula yaitu aliran Syiah
Ketika Kerajaan Malaka muncul dan berkembang sebagai pusat perdagangan di Selat Malaka, kedudukan Kerajaan Samudera Pasai sebagai daerah perdagangan mulai redup.

2.      Kerajaan Malaka
a.       Letak Kerajaan
Pada masa kejayaannya, kerajaan Malaka merupakan pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara. Perkembangan Kerajaan Malaka dibidang politik, ekonomi, sosial dan budaya tidak dapat dipisahkan dengan posisi dan letaknya yang strategis dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan pada masa itu.
b.      Kehidupan Politik
Iskandar Syah
Dalam dunia perdagagan, Malaka berkembang sebagai penghubung antara dunia Barat dengan dunia Timur. Perkembangan yang sangat pesat itu mendorong Paramisora untuk membangun kerajaan bernama Malaka dan ia langsung menjadi rajanya.
Aktivitas perdagangan di Selat Malaka pada waktu itu didominasi oleh pedagang Islam. Mereka hanya melakukan aktivitas perdagangan pada Bandar-bandar perdagangan islam. Untuk it, Paramisora memutuskan untuk menganut agama islam. Ia mengganti namanya menjadi Iskandar Syah dan menjadikan Kerajaan Malaka sebagai kerajaan Islam
Muhammad Iskandar Syah
Setelah Iskandar Syah meninggal, tahta Kerajaan Malaka dipegang oleh putranya yang bernama Muhammad Iskandar Syah. Ia memerintah Malaka dari tahun 1414-1424. Di bawah pemerintahannya, wilayah kekuasaan Kerajaan Malaka diperluas hingga mencapai seluruh wilayah Semenanjung Malaya.
Untuk memajukan perekonomian, Muhammad Iskandar Syah berupaya menjadikan Kerajaan Malaka sebagai penguasa tunggal jalur pelayaran perdagangan di Kerajaan Malaka. Untuk mencapai usahanya itu, ia harus dapat menguasai kerajaan Samudera Pasai. Oleh karena itu,  Muhammad Iskandar Syah memilih jalan menuju perkawinan politik dan menikah dengan putri Kerajaan Pasai
Melalui perkawinannya dengan putrid Kerajaan Samudera Pasai ini, Muhammad Iskandar Syah berhasil mencapai cita-citanya menguasai selat Malaka. Di bawah pemerintahannya, pelayaran perdagangan di Selat Malaka semakin ramai dan hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan Kerajaan Malaka
Mudzafat Syah
Mudzafat Syah merupakan raja pertama dari kerajaan Malaka yang memakai gelar tersebut. Pada masa pemerintahannya, terjadi serangan dar kerajaan siam. Serangab dilakukan dari darat maupun laut. Namun, semua serangan itu dapat digagalkan. Keberhasilan menggagalkan serangan dari Kerajaan Siam itu menambah penting Kerajaan Malaka di Selat Malaka
Sultan Mansyur Syah
Kejayaan yang dialami Kerajaan Malaka ini adalah berkat usaha sultan Mansyur Syah. Dengan melanjutkan politik ayahnya, yaitu memperluas wilayah kekuasannya, baik di Semenanjung Malaya maupun di wilayah Sumatera Tengah, seperti daerah Kampar yang ditaklukkan dan dijadukan daerah jajahan
Sultan Alahuddin Syah
Perkembangan ekonomi tetap stabil pada masa awal pemerintahannya. Namun, karena Sultan Alaudin Syah tidak secakap Sultan Mansyur Syah, maka kekuasaan kerajaan Malaka mulai mengalami kemerosotan. Daerah yang dulu ditaklukkan, satu persat melepaskan diri dari kerajaan Malaka.
Sultan Mahmud Syah
Dibawah kekuasaanya, Kerajaan Malaka merupaka kerajaan yang sangat lemah. Daerah kekuasaanya meliputi sebagian kecil Semenanjung Malaya. Keadaan ini menambah suramnya Kerajaan Malaka. Pada masa kekuasaanya muncul ekspedidi bangsa Portugis pimpinan Alfonso d’Albuquerque berusaha merebut Kerajaan Malaka. Akhirnya, pada tahun 1511 kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugis.
3.      Kerajaan Demak
a.    Letak Kerajaan
Kerajaan Demak merupakann kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Secara greogafis Kerajaan Demak terletak di daerah Jawa Tengah, tetapi pada awal kemunculannya Kerajaan Demak mendapat bantuan dari para bupati daerah pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah menganut agama islam.
Pada masa sebelumnya, daerah Demak bernama Bintaro yang merupakan daerah vassal atau bawahan Kerajaan Majapahit.
b. Kehidupan Politik
Raden Patah
Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Demak berkembang dengan pesat, karena memiliki daerah pertanian luas sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Oleh karena itu, Kerajaan Demak menjadi kerajaan agraris-maritim.
Pada masa pemrintahan Radeh Patah, wilayah kekuasaan Kerajaan Demak meliputi daerah Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi dan beberapa daerah di Kalimantan. Disamping itu, Kerajaan Demak juga memiliki pelabuhan-pelabuhan penting seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Jaratan, dan Gresik yang berkembang menjadi pelabuhan transito.
Dalam penyebaran agama islam jasa para wali dalam penyebaran agama islam sangat besar, baik di pulau Jawa maupun di luar Jawa seperti didaerah Maluku.
Pada masa pemerintahannya Raden Patah membangun Masjid Demak yang proses pembangunan masjid itu dibantu oleh para wali atau sunan.
Adipati Unus
Masa pemerintahan Adipati unus tidak begitu lama, karena ia meninggal dalam usia yang masih sangat muda dan tidak meninggalkan seorang putra mahkota. Walaupun usia pemerintahannya tidak begitu lama, namun namanya cukup dikenal sebagai panglima perang yang memimpin pasukan Demak menyerang Portugis di Malaka. Setelah Adipati unus meninggal, tahta Kerajaan Demak dipegang oleh saudaranya yang bergelar Sultan Trenggana
Sultan Trenggana
Sultan Tranggana memrintah Demak dari tahun 1521-1546 M. di bawah pemerintahannya, Kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan Trenggana berusaha memperluas daerah kekuasaan hingga ke daerah Jawa Barat. Pada tahun 1522 M Kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat di bawah pimpin Fatahillah. Daerah-daerah yang berhasil dikuasainya antara lain Banten, Sunda Kelapa dan Cirebon. Pengusaan ini bertujuan untuk menggagalkan  hubungan antara Portugis dan Kerajaan Pajajaran.
Dalam usaha memperluas kekuasaanya ke Jawa Timur, Sultan Trenggana memimpin sendiri pasukannya. Satu persatu daerah Jawa Timur berhasil dikuasai, seperti Madiun, Gresik, Tuban, dan Malang. Akan tetapi ketika menyerang Pasuruan Sultan Trenggana gugur.




Sumber: I Wayan Badrika.Sejarah untuk SMA Kelas XI 

No comments:

Post a Comment