Menuju Masyarakat Madani
Lahirnya
geraka-gerakan perlawanan sosial terhadap struktur otoritan kolonialisme merupakan
bukti bahwa masyarakat madani bukan hal yang baru dalam sejarah Indonesia. Akan
tetapi, akibat kegagalan praktik demokrasi pada tahun 1950-an dan perubahan
politik kea rah otoriter sejak demokrasi terpimpin dan dilanjutkan oleh razim
orde baru sehingga peluang bagi pertumbuhan masyarakat madani menjadi sempit.
Setelah rezim orde baru runtuh, konsep masyarakat madani kian berkembang sehingga
momentum ini menjadi alas an bagi terbukanya gerakan masyarakat madani
Proses menuju masyarakat madani pada
dasarnya tidaklah mudah karena untuk mencapai hal tersebut diperlukan sebagai
syarat mendukung. Beberapa prasyarat guna menuju msasyarakat madani setelah
tumbuh dan berkembangnya demokratisasi adalah sebagai berikut:
a. Memiliki
kualitas sumber daya manusia yang tinggi, hal ini tercermin antara lain dari
kemampuan tenaga-tenaga profesionalnya untuk memenuhi kebutuhan pembangunan
serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
b. Memiliki
kemampuan memenuhi kebutuhan pokok sendiri mampu mengatasi ketergantungan agar
tidak menimbulkan kerawanan, terutama bidang ekonomi
c. Semakin
manbtap mengendalkan sumber-sumber pembiayaan dalam negri yang berarti ketergantungan
kepada sumber pembangunan dari luar negri semakin kecil atau tidak ada sama
sekali
d. Secara
umum telah memiliki kemampuan ekonomi, sistem politik, sosial budaya dan
pertahanan keamanan yang dinamis, tangguh serta berwawasan global
Dalam
masyarakat madani, warga negara bekerja sama membangun ikatan sosial jaringan produktif dan solidaritas
kemanusiaan yang bersifat non governmental untuk mencapai kebaikan bersama
(public good). Karena itu tekanan sentral masyarakat madani adalah terletak
independensinya terhadap negara. Dari sinilah kemudian masyarakat madani adalah
dipahami sebagai akar dan awal keterkaitannya dengan demokrasi dan
demokratisasi.
Menurut
Dawam hubungan antara masyarakat madani dan demokrasi adalah abagikan dua sisi
mata uang, keduanya bersifay koeksitensi. Hanya dalam masyarakat madani yang kuatlah
demokrasi dapat berkembang secara wajar. Dalam konteks ini, Nurcholis Majid pun
memberikan gambaran tentang hubungan dan keterkaitan antara masyarakat madani
dengan demokratisasi ini. Menurutnya masyarakat madani merupakan rumah
persemaian demokrasi.
Begitu kuatnya kaitan antara masyarakat
madani dengan demokratisasi, sehingga masyarakat madani kemudian dipercaya
sebagai obat mujarab bagi demokrasi, terutama di negara yang demokrasinya mengalaimi
ganjalan akibat kuatnya hegemoni negara. Tidak hanya itu, masyarakat madani kemudian
juga dipakai sebagai cara pandangutuk memahami universitas fenomena
demokratisasi diberbagai kawasan dan negara.
No comments:
Post a Comment