Siapa yang tak kenal Pulau Bali, pulau dewata yang merupakan icon Indonesia di dunia Internasional. Selain terkenal dengan keindahan pantainya, juga kaya akan budaya tradisionalnya. Hal itulah yang memaksa kami, yaitu aku dan teman-temanku semasa kuliah dulu, berpikir keras bagaimana cara untuk mencapai pulau tersebut. Kalau tidak salah sekitar pertengahan 2010, selepas aku diklat lapangan Pecinta Alam di kampus, inget banget dah, hehe..
My Journey!
(foto’s from www.indonesia-tourism.com)
Dengan team yang sama seperti ke Yogyakarta sebelumnya., kami merencanakan untuk berangkat ke Bali dengan memakai jasa kereta api ekonomi kembali, murah meriah, hehe.. Setelah beberapa persiapan ini itu, nabung, ngebut ngerjain tugas kuliah, kami pun berangkat dari Stasiun Senen dengan menaiki kereta api tujuan Surabaya. Ya, sebelum ke Bali, kota Surabaya menjadi tempat persinggahan kami yang pertama. Perjalanan di kereta api sendiri, apalagi yang namanya kereta api ekonomi, penuh dengan tantangan tersendiri. Mulai dari mencari tempat tidur yang enak, selalu terjaga akibat teriakan penjaja makanan minuman, kemudian selalu awas terhadap resiko kehilangan barang, yang nantinya akan terjadi pada kami, hiks..
Kami tiba di Stasiun Gubeng, Surabaya, sekitar pukul tujuh pagi. Selanjutnya kami akan naik kereta ekonomi lagi dari Surabaya ke Banyuwangi, namun di siang harinya sehingga ada waktu free sekitar lima jam yang kami habiskan untuk beristirahat di rumah kontrakan temen di Surabaya. Pada waktu itu kami tidak banyak melakukan perjalanan mengelilingi kota Surabaya karena keterbatasan waktu, maybe next time deh..
Perjalanan ke Banyuwangi, ujungnya pulau Jawa, kata temenku memakan waktu sekitar tujuh jam dari Surabaya, sungguh perjalanan yang panjang. Namun asiknya dengan kereta ekonomi, tiap singgah di beberapa stasiun, maka penjaja makanan pun naik ke atas kereta, dan makanan yang dijajakan itu biasanya makanan khas dari daerah itu sendiri, sehingga sekalian wisata kuliner juga, hihi.. Sekitar pukul sepuluh malam, kami tiba di stasiun terakhir, Banyuwangi. Tujuan kami selanjutnya adalah menuju Pelabuhan Ketapang, yang letaknya ternyata tidak terlalu jauh dari stasiun kereta, cukup berjalan selama 10 menit. Kami merencanakan untuk menyeberang ke Bali dengan kapal Feri yang berangkat Subuh keesokan harinya.
(foto’s from wardie99.blogspot.com)
Malam itu kami habiskan di sekitar pelabuhan. Muter-muter nyari makan, terus beli tiket kapal yang ternyata mesti beli dini harinya. Sempat ketemu rombongan teman yan ternyata baru dari Bali, wow, kejadian tak terduga. Kemudian kami mencoba mencuri waktu untuk tidur dengan berbekal matras yang kebetulan kubawa dan berbantalkan tas masing-masing. Sekitar pukul tiga pagi, kami sudah bangun kembali dan bergegas untuk membeli tiket. Lama penyeberangan itu sendiri sekitar satu jam, dan setelahnya, Pulau Bali!!
(foto’s from www.elshinta.com)
Sesampai di Pelabuhan Gilimanuk, Bali, kami sempat kesulitan saat akan keluar kawasan Pelabuhan karena ada seorang calo tiket yang mengingatkan kami ada pemeriksaan KTP di situ dan menawarkan jasa untuk mengeluarkan kami dari Pelabuhan, waduh, masa sih! Aku jelas tidak percaya, dan kami juga tidak terburu-buru keluar, sempat Subuhan juga dan beli roti buat sarapan. Sewaktu akan keluar dari Pelabuhan, memang terlihat di depan kami banyak orang berdesak-desakan, aku berpikir, “apa ini ya waktu pemeriksaannya?”. Parno juga pada waktu itu. Namun aku mengajak kawan lainnya untuk ikutan menyusup dalam barisan yang keluar tersebut, dan.. Berhasil! Tidak ada sama sekali yang menghentikan langkah kami untuk mulai menjelajah Pulau Bali, hahaha… Sebenarnya sih kami tidak takut akan pemeriksaan KTP tersebut, karena toh kami semua bawa KTP, tapi yang kami khawatirkan adanya hal-hal diluar dugaan, you know lah..
(foto’s from news.liputan6.com)
Dari luar pelabuhan kami menaiki angkutan semacam elf, dengan tujuan Terminal Ubung. Di sepanjang perjalanan aku terpana melihat banyaknya tradisi budaya dan agama yang dilaksanakan. Beneran deh, pergilah ke tempat-tempat yang belum pernah kau kunjungi, dan temukan hal-hal baru yang akan membuatmu takjub! Perjalanan yang memakan waktu empat jam itu tak terasa bagiku karena selalu takjub melihat pemandangan pagi itu di Pulau Bali.
(foto’s from www.bali-bisnis.com)
Sesampai di Terminal Ubung, kami berencana untuk langsung ke Denpasar. Karena semuanya tuh baru pertama kali kesini, jadinya kami masih meraba-raba jalan. Setelah nego dengan angkot di terminal, disepakatilah ongkos sampai ke Kuta, ya, bukan ke Denpasar lagi, tapi langsung ke Kuta! Berdasarkan rekomendasi teman yang sehari sebelumnya ketemu di Banyuwangi, kami langsung mencari penginapan di Kuta. Penginapan yang mereka rekomendasikan tersebut berada di kawasan Poppies Line.
Memasuki Jalan Legian, Kuta, yahpada tau kan pemandangan apa yang akan kalian jumpai disitu, yap! bule-bule yang berkeliaran di sepanjang jalan, sehingga terlihat seperti bukan berada di Indonesia lagi kawan! Kami segera ke penginapan yang direkomendasikan tersebut, dan beruntung masih tersedia dua kamar kosong. Fasilitas yang ditawarkan oleh penginapan tersebut cukup lumayan juga buat kami, yaitu tempat tidur plus kipas angin, kamar mandi di dalam kamar, dan tersedia breakfast tiap paginya. Lokasinya juga strategis, deket dari Jalan Legian, dan ternyata Jalan Poppies Line tersebut tembusnya ke kawasan pantai Kuta. Kami sangat excited pada waktu itu, aku masih ingat..
Nah, apa yang selanjutnya kami lakukan di Bali, adalah hal yang mungkin semua orang yang sudah ke Bali melakukannya juga, jadi aku akan membahasnya secara singkat, hehe… (janji deh lain waktu akan diceritakan). Dengan berbekal motor yang dirental di penginapan tersebut, brosur wisata di Bali, dan peta pulau Bali, serta om Google, kami pun dengan pedenya mengelilingi Bali. Sebenarnya tidak tepat sih kata mengelilingi, karena pada kenyataaannya perjalanan paling jauhnya waktu itu hanya sampai Tanah Lot, hehe.. Okay, ini dia list perjalanan kami kala itu:
Hari 1 : Pantai Kuta – Pura Uluwatu (tempat menyaksikan sunset yang paling kurekomendasikan)
Hari 2 : Pantai Kuta (lagi) – Tempat sodara temen di dekat daerah Tanah Lot (waktu itu kebetulan hari Jumat, dan kami lama disitu, lupa nama tempatnya) –Tanah Lot (sunset cuy)
Hari 3 : Pantai Sanur (niat cari sunrise, apa daya sempat tersesat, nyampe udah jam tujuh aja) – Pantai Kuta (lagi-lagi)
Memang waktu itu kami lebih banyak menghabiskan waktu di Pantai Kuta dan di sepanjang kawasan Kuta. Apalagi kami memang tidak memiliki rencana muluk-muluk untuk mengelilingi Pulau Bali, disebabkan manajemen perjalanan kami yang kurang dan belum adanya pengalaman. Secara overall, aku belum puas pada waktu itu, dan berencana untuk kesana lagi suatu hari nanti (dan ternyata benar deh kesana lagi).
Di hari ketiga, siang itu juga setelah check out dari penginapan, kami mencari carteran mobil untuk ke Terminal Ubung lagi. Kami berencana kembali ke Pulau Jawa dengan cara yang sama sewaktu kami pergi. Dari Terminal Ubung kami menaiki bis besar dan sampai di Pelabuhan Gilimanuk pada malam harinya. Menyeberang pada dini harinya, dan sejam kemudian sudah tiba kembali di Pelabuhan Ketapang, yang artinya kami telah kembali ke tanah Jawa.
Sesampai di stasiun Banyuwangi, kami terpisah menjadi dua, ada seorang teman yang melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta dimana temannya telah menunggunya disana, dan empat orang termasuk aku memutuskan untuk berangkat ke Malang. Yap, kota Malang, kota yang terkenal dengan apelnya dan klub sepakbola Arema Malang. Sebelum kami kembali ke Jakarta lagi, kami singgah dulu di Solo dan Malang, karena waktu liburan kami masih ada (nantinya aku ceritakan di lain kesempatan, dan alasan kenapa foto di perjalanan kali ini begitu sedikit).
Yang pasti, pengalaman yang kudapat di perjalanan kali ini begitu berkesan, karena merupakan perjalanan yang serba mendadak dan buta sama sekali lokasi yang dituju, sangat berkesan sekali perjalanan pergi dan pulangnya. Kalo ke Yogyakarta sebelumnya, kami merasa cukup tenang karena ada teman disana, kalo ini? kami meraba-raba jalan! Ada sekitar sepuluh hari juga kami habiskan di perjalanan kali ini, dari Jakarta dan kembali lagi ke Jakarta.
Akhirnya, sampai jumpa di lain kesempatan. Teruslah berpetualang kawan, dan cobalah keluar dari zona nyaman kalian sekarang untuk pergi ke tempat yang selama ini hanya bisa kalian impikan dan kalian bayangkan saja, karena alasan waktu dan duit kalian tidak melakukan perjalanan tersebut. Salam!
No comments:
Post a Comment